اَلْحَمْدُلِلَّهِ الَّذِيْ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ, وَ نَعُوْذُبِاللهِ مِنْ شُرُوْرِأَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّأَتِ أَعْمَا لِنَا, مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ, وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهِ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ,وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْ لُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَا بِهِ وَمَنْ وَالَهُ. أَمّاَ بَعْدُ فَيَا عِبَا دَاللهِ أُوْصِيْنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ حَقَّ تَقْوَاهُ, لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَpertama marilah kita senantiasa selalu bersyukur kepada Allah Swt, atas semua nikmat yang sudah diberikan kepada kita. Karena dengan nikmat-Nya lah kita semua dapat menghadiri sholat jum`at pada siang kali tidak lupa pula kita bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat-sahabat dan kepada semua pengikutnya, mudahan dengan bacaan sholawat ini kita termasuk umat-umat yang kelak mendapat syafa`at beliau di hari akhir nanti. Amin ya rabbal a` berwasiat kepada pribadi saya sendiri, juga kepada para hadirin sekalian, marilah kita terus berusaha meningkatkan takwa kita kepada Allah dengan mematuhi semua perintah dan menjauhi aneka macam jamaah jumuah rahimakumullahPada khutbah ini, khotib mengangkat tema tentang sikap menghargai perbedaan di momen pilkada dan pentingnya menjaga persatuan kesatuan bangsa. sebagai sebuah negara, indonesia merupakan negara yang beragam Ragam agamanya, ragam warna kulitnya, ragam bahasanya, ragam adat serta budaya. apalagi pada ini kita akan melaksanakan pesta demokrasi melalui pilkada, tentunya berbeda pilihan satu sama lain. Keragaman tersebut merupakan bagian dari sunnatullah yang tidak bisa kita elakkan dalam hidup ini. Dalam konteks kebangsaan, keberadaan masyarakat yang multi ragam adalah karunia terindah bagi bangsa Indonesia dari Allah SWT, dan harus kita rawat bersama, demi keutuhan bangsa yang bernama Indonesia ini, agar benar-benar menjadi bangsa yang baik dan masyarakat yang mendapatkan ampunan-Nya atau dengan kata lain Baldatun Thoyyibatun wa rabbun Islam keberadaan masyarakat yang multi ragam tersebut bertujuan, agar manusia ciptaan-Nya mau saling kenal mengenal dan saling harga menghargai antara komunitas masyarakat yang satu dengan komunitas masyarakat hal ini Allah menegaskan di salah satu firmanNya dalam QS. Al-Hujarat ayat أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَا كُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَ أُنْثَى وَ جَعَلْنَاكُمْ شُعُوْبا وَقَبَا ءِىلَ لِتَعَا رَفُوْا. إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللهِ أَتْقَا كُمْ إِنَّ اللهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ.’Wahai sekalian manusia, sesungguhnya kami telah menciptakan kalian dari laki-laki dan perempuan dan telah kami jadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya terjadi saling kenal mengenal di antara kalian. Sesungguhnya yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa di antara kalian. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui juga maha mengenal’’ QS. Al-Hujarat 13.ini menegaskan bahwa, perbedaan yang ada di masyarakat adalah ketentuan allah, tugas kita sebagai hamba-Nya adalah menjaga keragaman tersebut. Sebagai umat Islam, kita diharapkan bisa menjadi perekat di antara keragaman yang konteks keragaman agama misalnya, umat Islam yang menghargai keragaman berarti telah memberikan rasa aman dan rasa keselamatan bagi komunitas yang berbeda agama masa pemilu seperti sekarang ini. Semua warga negara berhak menentukan pilihannya. Tidak boleh ada yang memaksa pilihan saudaranya sendiri. Kita berhak memilih siapa capres cawapres, bupati, camat, kepala desa anggota DPR, DPRD maupun DPD yang kita anggap mampu dan bisa mengemban amanah paling baik di antara calon yang lain. Dalam memilih, marilah kita kembalikan kepada akal sehat kita masing-masing dan sesuai hati nurani. setiap warga negara yang sudah cukup umur dipersilahkan menggunakan haknya untuk memilih calon yang dirasa baik . Hal ini dilindungi oleh merupakan hal yang paling mendasar dan krusial dalam hidup ini. Meski begitu, Allah tetap tidak memperbolehkan kita memaksa orang lain yang tidak seakidah dengan kita untuk kemudian kita paksa supaya sama dengan kita. Apalagi sekedar pilihan إِكۡرَاهَ فِى ٱلدِّينِArtinya “Tidak ada paksaan dalam beragama.” QS Al Baqarah 256Atau dengan istilah lain tidak ada agama dalam keterpaksaan’.Dalam ayat lain, sebagaimana yang masyhur kita kenal, yaitu لَكُمۡ دِينُكُمۡ وَلِىَ دِينِ Artinya “Bagimu agamamu dan bagiku agamaku.” QS Al-Kâfirunmengenai pilihan, maupun dukungan yang dambil. Setiap golongan puas bangga dg apa yg ada pada mereka. Kecenderungan alamiah حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَnamun yang tidak boleh adalah memaksa pilihan politik, kita juga dilarang menghujat, membully maupun menghina, menfitnah dan lain sebagai yang bisa membuat terjadinya konflik serta menggangu kesatuan di momentum pemilu ini kita bisa mendapatkan pemimpin yang adil yang mampu membawa bangsa benar-benar menjadi bangsa yang baik dan masyarakat yang mendapatkan ampunan-Nya atau dengan kata lain Baldatun Thoyyibatun wa rabbun بالله من الشيطان الرجيم بسم الله الرحمن الرحيم وَالْعَصْرِ. إِنَّ الإنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ. إِلا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِى الْقُرْاَنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنَا وَاِيَّاكُمْ بِالْاَيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ فَاسْتَغْفِرُوْا رَبَّكُمْ اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُاَلْحَمْدُ لله حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا اَمَرَ. اَشْهَدُ اَنْ لَا اِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ اِرْغَامًا لِمَنْ جَحَدَ وَ كَفَرَ. وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ وَ حَبِيْبُهُ وَ خَلِيْلُهُ سَيِّدُ الْإِنْسِ وَ الْبَشَرِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ وَ بَارِكْ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى اَلِهِ وَ اَصْحَابِهِ وَ سَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. اَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ الله اِتَّقُوْا الله وَاعْلَمُوْا اَنَّ الله يُحِبُّ مَكَارِمَ الْأُمُوْرِ وَحَافِظُوْا عَلَى الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ الله تعالى فى القران الكريم اعوذ بالله من الشيطان الرجيم بسم الله الرحمن الرحيم إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا اَللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ وَ بَارِكْ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى اَلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ وَ سَلَّمْتَ وَ بَارَكْتَ عَلَى سيدنا اِبْرَاهِيْمَ وَ عَلَى اَلِ سيدنا اِبْرَاهِيْمَ فِى الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَ الْمُؤْمِنَاتِ وَ الْمُسْلِمِيْنَ وَ الْمُسْلِمَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَ الْأَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ وَ قَاضِيَ الْحَاجَاتِ. رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ اِذْهَدَيْتَنَا وَ هَبْلَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً اِنَّكَ اَنْتَ الْوَهَّابُ. رَبَّنَا لَا تَجْعَلْ فِى قُلُوْبِنَا غِلًّا لِلَّذِيْنَ اَمَنُوْا رَبَّنَا اِنَّكَ رَؤُوْفٌ رَّحِيْمٌ. رَبَّنَا هَبْلَنَا مِنْ اَزْوَاجِنَا وَ ذُرِّيَّتِنَا قُرَّةَ اَعْيُنٍ وَ اجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ اِمَامًا. رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِى الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ. عِبَادَ الله! اِنَّ الله يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَ الْإِحْسَانِ وَ اِيْتَاءِ ذِى الْقُرْبَى وَ يَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَ الْمُنْكَرِ وَ الْبَغْىِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَّكَّرُوْنَ فَاذْكُرُوْا الله الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَ اشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَ لَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ وَ اللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ
BacaJuga: Khutbah Jum'at Menghargai, saling menghormati, merupakan salah satu cara untuk bertakwa kepada Allah SWT, oleh karena itulah menjelang memasuki bulan Ramadhan mari kita lenyapkan segala perbedaan kita kesampingkan untuk bersama-sama berjuang, bersama-sama berikhtiar dan berdoa semoga Allah menjadikan kita semua sebagai hambanya
Khutbah Jumat berikut ini menjelaskan beberapa contoh toleransi sederhana yang sering kita lupaKhutbah Pertamaالْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ، وَبِفَضْلِهِ تَتَنَزَّلُ الْخَيْرَاتُ وَالْبَرَكَاتُ، وَبِتَوْفِيْقِهِ تَتَحَقَّقُ الْمَقَاصِدُ وَالْغَايَاتُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّااللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَانَبِيَّ بَعْدَهُ. اللُّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ. أَمَّا بَعْدُ،فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ، وَقَالَ أيضًا لَا يَنْهَاكُمُ اللهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ أَنْ تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ إِنَّ اللهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَMaasyiral Muslimin rahimakumullahSetiap manusia dibekali akal dan kecerdasan yang luar biasa sehingga mampu mengalahkan makhluk yang lain. Nikmat ini bertujuan agar ia mampu merespon, mengarahkan dirinya untuk memilih sesuatu yang menjadi pilihan hidupnya terutama dalam menyikapi perbedaan pemahaman, bahkan perbedaan penting yang harus dikedepankan adalah menjunjung tinggi rasa saling menghargai satu dengan yang lainnya. Umat islam dilarang mencela agama yang lain. Begitu juga agama lain tak boleh mencampuri urusan umat dalam Surat al-An’am 108 yang berbunyiوَلَا تَسُبُّوا الَّذِينَ يَدْعُونَ مِن دُونِ اللَّهِ فَيَسُبُّوا اللَّهَ عَدْوًا بِغَيْرِ عِلْمٍ ۗ كَذَٰلِكَ زَيَّنَّا لِكُلِّ أُمَّةٍ عَمَلَهُمْ ثُمَّ إِلَىٰ رَبِّهِم مَّرْجِعُهُمْ فَيُنَبِّئُهُم بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونArtinya “Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan.”Imam Ibnu Katsir dalam Tafsirnya mengutip pendapat Imam Qatadah yang mengkisahkan bahwa orang muslim awal-awal Islam mencela berhala orang non muslim, kemudian mereka berbalik mencela kepada Allah sebagai bentuk permusuhan, perlawanan tanpa didasari ilmu tentang menurut Syeh Nawawi al-Bantani dalam Tafsir Marah Labid menjelaskan bahwa Ayat ini melarang keras mencela berhala atau sesembahan apapun karena pada hakikatnya kita malah mencela Allah sebagai Tuhan manusia sendiri karena hal itu sebagai sebab mereka mencela Tuhan Ayat ini Allah SWT melarang kepada Umat Islam untuk tidak mencela sesembahan non Muslim karena akan berdampak negatif yang akan ditimbulkan yaitu mereka akan mencela balik kepada Allah sebagau Tuhan Umat ayat tersebut ada dua hal yang saling bertentangan yaitu ada kebaikan Maslahah yang berdampak positif juga ada dampak negatifnya Mafsadat, namun setelah dikaji secara mendalam dampak negatifnya lebih dominan daripada dampak positifnya maka mencegah hal buruk negatif tersebut harus dikedepankan daripada mengambil larangan mencela kepada sesembahan non muslim harus didahulukan agar tak saling mencela satu dan yang lainnya terutama untuk menjaga toleransi Umat beragama seperti di Negara Muslimin rahimakumullahAda sebuah kaidah yang berbunyiالطَّاعَةُ إِذَا أَدَّتْ إِلَى مَعْصِيَةٍ رَاجِحَةٍ وُجِبَ تَرْكُهَا فَإِنَّ مَا يُؤَدِّي إِلى الشَّرِّ شَرٌّّSebuah ketaatan bila sampai mendatangkan kemaksiatan yang nyata maka wajib ditinggalkan, karena sesuatu yang mengarah kepada hal negatif atau kejahatan, maka dari itu setiap pemeluk agama apapun harus menjaga toleransi dengan tidak mencela bahkan menghina pemeluk agama lain, terutama pada saat menjelang Pilkada, Pilpres isu-isu SARA Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan masih sering sampai perbedaan keyakinan, pilihan menjadikan hubungan sesama manusia kurang harmonis, misalnya bila terjadi kecelakaan dijalan, lantas keinginan menolong korban ditanggalkan cuma gara-gara beda keyakinan, sungguh Muslimin rahimakumullahPada prinsipnya, Allah tak melarang umat Islam untuk berbuat baik kepada siapapun terutama kepada orang yang berbeda keyakinan bahkan Allah mengedepankan sifat rahman pengasih kepada semua makhluknya daripada sifat rahim penyayang yang khusus kepada orang mukmin hal ini, Allah berfirmanلَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ أَنْ تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَArtinyaAllah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu karena agama dan tidak pula mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. QS. Al Mumtahanah 8Ajaran Islam mengajarkan kebaikan kepada siapapun, bahkan dengan orang nonmuslim sekaligus. Dalam hubungan muamalah, Islam tak membatasi umatnya untuk bergaul dengan siapapun walau yang berbeda keyakinan, berbeda suku, ras dan warna Muhammad sebagai panutan umat Islam mengajarkan akhlak yang mulia kepada orang lain. Dalam sebuah hadis, Nabi menjenguk orang nonmuslim yang sedang sakit, berikut bunyi Hadistnyaعَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ كَانَ غُلَامٌ يَهُودِيٌّ يَخْدُمُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَمَرِضَ فَأَتَاهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعُودُهُ فَقَعَدَ عِنْدَ رَأْسِهِ فَقَالَ لَهُ أَسْلِمْ فَنَظَرَ إِلَى أَبِيهِ وَهُوَ عِنْدَهُ فَقَالَ لَهُ أَطِعْ أَبَا الْقَاسِمِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَسْلَمَ فَخَرَجَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يَقُولُ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَنْقَذَهُ مِنْ النَّارِArtinya Diriwayatkan dari Anas RA berkata Ada seorang anak Yahudi yang melayani Nabi. Ketika ia sakit, Nabi mendatanginya untuk menjenguk, Kemudian Nabi duduk didekat kepalanya dan menasehatinya Masuk Islamlah. Lantas sang anak memandang Ayahnya yang ada didekatnya. Ayahnya berkata “Ikutilah Abal Qasim. Kemudian sang anak masuk Islam, lantas Nabi keluar dan berkata; Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkannya dari neraka. HR. Al-Bukhari.Dalam Fatawa Dar Al-Ifta’ Al-Misriyyah dijelaskan bahwa tak ada larangan menjenguk orang non-muslim yang sedang sakit seperti tetangganya ataupun orang tuanya sendiri, karena berbuat baik kepada orang tua wajib hukumnya walau berbeda keyakinan dalam hal yang tak bertentangan dengan ajaran agama atau mengarah kepada sini dapat dipahami bahwa menjenguk orang non-muslim yang sakit diperbolehkan bahkan sebagai prilaku orang Islam harus baik kepada orang lain walau yang berbeda keyakinan terutama orang tuanya اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُKhutbah Keduaاَلْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا أَمَرَ، فَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى عَنْهُ وَحَذَّرَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ اَلْوَاحِدُ الْقَهَّاُر، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُ اْلأَبْرَارِ. فَصَلَوَاتُ اللهِ وَسَلاَمُهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْبَعْثِ وَالنُّشُوْرِ. أَمَّا بَعْدُفَيَا عِبَادَ اللهِ اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْBaca juga teks Khutbah Jumat yang lain di sini.
SeriKhutbah Jum'at Ikatan Da'i Indonesia (IKADI) Wilayah DIY. Edisi38, Jum'at 30 September 2016 . RAHASIA KEBERKAHAN UMUR MANUSIA. .Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholih dan saling menasihati supaya menaati kebenaran dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran."(QS. al-'Ashr 1-3).
Naskah khutbah Jumat kali ini mengingatkan kita tentang pentingnya saling tolong menolong kepada sesama manusia. Sebagai makhluk sosial, kita tentu membutuhkan hidup yang harmonis dengan orang lain. Dengan membantu orang lain sama saja dengan membantu dan memudahkan urusan diri sendiri karena suatu saat nanti kita pun tentu akan membutuhkan pertolongan dari orang lain juga. Teks khutbah Jumat berikut ini berjudul "Mari Mudahkan Urusan Orang Lain". Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini pada tampilan dekstop. Semoga bermanfaat! Redaksi Khutbah I اَلْحَمْدُ للهِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ رَسُوْلِ اللهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. أَمَّا بَعْدُ، فَإِنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْقَائِلِ في مُحْكَمِ كِتَابِهِ وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى، وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الْأَلْبَاب . وَقَالَ فَاِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا اِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا Maasyiral Muslimin Rahimakumullah, Pada kesempatan mulia ini mari kita terus meningkatkan dan meneguhkan ketakwaan kita pada Allah SWT. Takwa inilah yang akan membedakan kemuliaan seseorang di sisi Allah SWT dibandingkan dengan orang lain. Sebagaimana ditegaskan dalam QS Al Hujurat ayat 13 اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ Artinya “Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti.” Maasyiral Muslimin Rahimakumullah, Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Dalam setiap aktivitas kehidupan, manusia selalu membutuhkan orang lain. Oleh karenanya, diperlukan kehidupan yang harmonis dengan saling membantu dan memudahkan urusan orang lain. Ketika kita bisa menjadi jiwa yang baik dan mampu memberi jalan kemudahan bagi kesulitan orang lain, maka Allah pun akan memberikan balasan berupa kemudahan pada kesulitan yang kita hadapi baik di dunia maupun di akhirat. Seperti ditegaskan oleh Rasulullah SAW dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Hurairah مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِى الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ Artinya “Siapa yang menyelesaikan kesulitan seorang mukmin dari berbagai kesulitan-kesulitan dunia, niscaya Allah akan memudahkan kesulitan-kesulitannya pada hari kiamat. Siapa yang memudahkan orang yang sedang kesulitan niscaya Allah mudahkan baginya di dunia dan akhirat." Oleh karena itu, mari hindari berprilaku buruk dengan mempersulit orang lain melalui berbagai macam alasan yang direkayasa sedemikian rupa. Apalagi kita memanfaatkan kesulitan yang dihadapi orang lain untuk mengambil keuntungan bagi diri sendiri, terlebih hal itu melanggar ketentuan dan syariat yang telah ditetapkan oleh agama. Mari berikan hak-hak yang memang itu menjadi milik orang lain dengan menjauhi sikap senang mengambil sesuatu yang bukan menjadi hak kita. Selayaknya, kita harus menjadi orang-orang yang mampu memberi manfaat pada orang lain, bukan orang yang memanfaatkan orang lain untuk kepentingan kita. Nabi Muhammad SAW bersabda خَيْرُ النَّاسِ اَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ Artinya “Sebaik-baik orang adalah yang dapat memberi manfaat kepada sesama.” Terkait dengan saling menolong ini, Allah SWT telah mengingatkan kepada kita untuk saling membantu hanya dalam hal kebaikan dan bisa meningkatkan ketakwaan kita pada Allah SWT. Kita dilarang untuk saling membantu dalam hal keburukan dan kejahatan seperti manipulasi dan konspirasi yang menghantarkan kita kepada dosa. Oleh karenanya, ketika ada orang lain yang memiliki keperluan dengan kita, maka bantulah dengan tidak menyulitkannya dan gunakan cara-cara yang baik. Mari budayakan membantu masalah yang dihadapi orang lain dengan prinsip “Kalau bisa dipermudah kenapa dipersulit”. Jangan sebaliknya yakni “Kalau bisa dipersulit kenapa dipermudah”. Maasyiral Muslimin Rahimakumullah, Kesulitan dan masalah dalam kehidupan di dunia ini merupakan sunnatullah yang bakal dihadapi setiap orang. Masalah yang kita hadapi tak boleh mematahkan semangat hidup kita. Allah SWT telah menegaskan bahwa Ia tidak akan memberikan beban berat pada manusia, kecuali manusia itu bisa menyelesaikannya. Dengan menyelesaikan masalah yang dihadapi, kita akan menemukan pelajaran atau hikmah yang bisa kita gunakan untuk menghadapi masalah-masalah yang pasti akan kita temui di masa depan. Janganlah lari dari masalah karena bisa jadi kita akan menghadapi masalah yang lebih besar lagi. Mari kita berikhtiar menyelesaikan masalah dan selanjutnya bertawakkal pada Allah SWT. Semoga Allah memberikan kekuatan kepada kita untuk tidak terbebani oleh masalah yang kita hadapi, namun kita diberi cara untuk menyelesaikan masalah itu. Allah SWT telah memberikan penegasan dalam Al-Qur’an surat Al-Insyirah ayat 5-6 فَإِنَّ مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرًا إِنَّ مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرًا Artinya “ Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” Mari kita amalkan doa Nabi yang termaktub dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Anas عن أنس بن مالك قال كان النبي صلى الله عليه وسلّم يقول اللّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُبِكَ مِنَ الهَمِّ وَالحَزَنِ, والعَجْزِ وَاْلكَسَلِ، وَالجُبْنِ وَالبُخْلِ، وضَلْعِ الدَّينِ, وغَلَبةِ الرِّجَال. Artinya “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari sifat gelisah pesimis, sedih, malas, kikir, pengecut, terlilit hutang, dan keganasan orang lain." Maasyiral Muslimin Rahimakumullah, Demikian khutbah singkat kali ini, semoga kita diberikan kekuatan untuk menjadi orang baik yang senantiasa suka membantu orang lain. Dan semoga Allah SWT memberikan kekuatan kepada kita untuk dapat menghadapi berbagai masalah yang kita hadapi dalam kehidupan di dunia ini. Mudah-mudahan bermanfaat. Amin بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم Khutbah II اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ . اللَّهُمَّ إِنِّا نَعُوذُ بِكَ مِنَ الْبَرَصِ وَالْجُنُونِ وَالْجُذَامِ وَ مِن سَيِّئِ الأَسْقَامِ. إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ عِبَادَ اللهِ إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ H. Muhammad Faizin, Sekretaris MUI Provinsi Lampung
Apabilakeduanya bertemu, maka saling berpaling dari yang lainnya. Sebaik-baik keduanya adalah yang mengawali salâm atau mengajak berdamai.". Tanpa ada perdamaian di tengah perbedaan, niscaya kehidupan ini akan kacau dan selalu dirundung pertikaian. Karena itu jalan perdamaian harus terus diupayakan, baik ada konflik maupun tidak.
Naskah Khutbah Jumat Paling Bagus Berikut ini adalah naskah khutbah Jumat paling bagus menurut redaksi yang dapat dipakai untuk memberikan khutbah Jumat di masjid-masjid manapun secara umum. Tema saling menghargai dan menghormati sangat penting disampaikan terutama dalam khutbah Jumat. Naskah khutbah Jumat paling bagus ini memuat khutbah pertama dan khutbah kedua. Pembaca juga dapat menuju tautan Teks Khutbah Jumat singkat jika menginginkan contoh teks khutbah Jumat lainnya. Naskah Khutbah JumatPerintah Saling Menghargai dan Menghormati Naskah Khutbah Jumat Paling Bagus Khutbah Pertama اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِالْإِصْلَاحِ، وَحَثَّنَا عَلَى الصَّلَاحِ، وَبَيَّنَ لَنَا سُبُلَ الْفَلَاحِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللهِ وَرَسُولُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى أَلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ أَمَّا بَعْدُ فَأُوْصِيْكُمْ عِبَادَ اللهِ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلّ، قَالَ تَعَالَى فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَصْلِحُوا ذَاتَ بَيْنِكُمْ وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ Sidang Jumat yang Dirahmati Allah SWT Salah satu alasan diciptakannya manusia dalam keadaan yang berbeda-beda, bisa jadi karena Allah ingin menguji setiap hamba-Nya. Apakah manusia tersebut bersikap acuh terhadap sesamanya ataukah sebaliknya. Allah berfirman dalam surat Al-Hujurat ayat 10 اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ اِخْوَةٌ فَاَصْلِحُوْا بَيْنَ اَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ ࣖ “Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah perbaikilah hubungan antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.” Sidang Jumat yang Dirahmati Allah SWT Al-Maraghi dalam tafsirnya mengatakan bahwa sesungguhnya orang mukmin itu bernasab kepada satu pokok yaitu iman yang menyebabkan diperolehnya kebahagian abadi. Menurut sebuah Hadis, orang Islam yang satu adalah saudara orang Islam yang lain. Dia tidak boleh menganiaya atau menghina atau merendahkannya atau saling mengungguli dengannya dengan membuat gedung-gedung, sehingga ia menutupi angin terhadapnya kecuali dengan izinya. Atau menyakiti hatinya dengan tak sudi memberikan isi pancinya kecuali menciduk untuknya satu cidukan, dangan jangan membeli buah-buahan untuk anak-anaknya lalu mereka keluar membawa buah-buahan tersebut menuju anak-anak tetangganya sedang anak-anak itu tidak berbagi memakan buah-buahan tersebut dengan kawan-kawannya. Kemudian sabdanya pula, “Peliharalah oleh kalian, namun hanya sedikit saja di antara kalian yang mau memelihara.” Sedangkan menurut hadis sahih yang lain juga dikatakan, “Apabila seorang muslim mendoakan saudaranya di luar pengetahuan, maka berdoa malaikat,” Semoga doamu dikabulkan dan kamupun semoga mendapatkan yang seperti itu. Karena persaudaraan itu, menyebabkan terjadinya hubungan yang baik dan mau tidak mau harus dilakukan. Maka dari itu kita harus selalu memperbaiki hubungan di antara dua orang saudara kita dalam agama, sebagaimana kita memperbaiki hubungan di antara dua orang saudara kita dalam nasab. Sidang Jumat yang Dirahmati Allah SWT Dengan bertakwanya kita kepada Allah dalam segala hal yang kita lakukan maupun yang kita tinggalkan. Yang di antaranya adalah memperbaiki hubungan di antara sesama kita yang kita diperintahkan untuk melaksanakannya. Mudah-mudahan Allah selalu memberi rahmat kepada kita dan memaafkan dosa-dosa kita yang telah lalu apabila kita mematuhiNya dan mengikuti perintah dan larangan-Nya. بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِيْنَ Naskah Khutbah Jumat Paling Bagus Khutbah Kedua اَلْحَمْدُ للهِ عَلَى إِحْسَانِهِ, وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَانِهِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إِلَى رِضْوَانِهِ Sidang Jumat yang Dirahmati Allah SWT Dari khutbah pertama tadi, kita bisa menyimpulkan bahwasannya orang-orang yang dianggap saudara kita bukanlah karena seagama saja saudara seagama, melainkan persaudaraan bisa juga terjadi antara pemeluk agama yang berbeda. Allah memperjelaskan bahwa QS. Al-Hujurat ayat 10 ditujukan kepada semua manusia. Muslim maupun non-muslim, esensinya mereka adalah bersaudara. Justru yang sekarang ini mereka menganggap bahwa mempunyai ikatan saudara itu di mana mereka memiliki harta atau jabatan. Mereka melihat dari sisih material saja padahal seharusnya tidak seperti itu karena saudara tetap saudara walaupun itu saudara kandung atau bukan saudara kandung. Oleh karena itu, marilah kita bersama-sama menyayangi saudara kita, baik yang seagama dengan kita ataupun yang berbeda agama dengan kita. اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ, وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. أَمَّا بَعْدُ, فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ, اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ, وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَّى بِمَلآئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ, وَقَالَ تَعَالَى إِنََّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَنْبِيَآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَتِكَ الْمُقَرَّبِيْنَ, وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِيْ بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ, وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَآءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ, إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مَجِيْبُ الدَّعَوَاتِ. اللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلاَءَ وَالْوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَالْمِحَنَ وَسُوْءَ الْفِتْنَةِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنا إِنْدُوْنِيْسِيَا خَآصَّةً وَعَنْ سَائِرِ الْبُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَآمَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. عِبَادَ اللهِ! إِنََّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَآءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ, وَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْئَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكم, وَلَذِكرُ اللهِ أَكْبَرُ, وَاللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ. *** Demikian naskah khutbah Jumat paling bagus tentang perintah saling menghargai dan menghormati dari Khutbah-khutbah lain dapat diakses pada rubrik Khutbah. Semoga bermanfaat. Editor Nabhan
. y82mx8ud43.pages.dev/243y82mx8ud43.pages.dev/81y82mx8ud43.pages.dev/288y82mx8ud43.pages.dev/71y82mx8ud43.pages.dev/64y82mx8ud43.pages.dev/294y82mx8ud43.pages.dev/64y82mx8ud43.pages.dev/358y82mx8ud43.pages.dev/68
khutbah jumat saling menghargai