PenghitunganPPN kurang/lebih bayar Pajak Keluaran yang harus dipungut sendiri : Rp: 339.526.468,00: Dikurangi : - PPN yang disetor dimuka dalam masa pajak yang sama - Pajak Masukan yang dapat diperhitungkan - Dibayar dengan NPWP sendiri - Lain-lain Jumlah Jumlah Pajak yang dapat diperhitungkan : Rp Rp Rp Rp Rp Rp : 0,00 691.438.381,00 0,00 0Nomor PER- 45PJ2010 Tanggal 6 Oktober 2010 8 II. PENGHITUNGAN PPN KURANG BAYARLEBIH BAYAR A. Pajak Keluaran 1. Penyerahan Barang = 10 X jumlah pada Diisi dengan jumlah Pajak Keluaran untuk barang yang merupakan hasil dari jumlah penyerahan barang pada butir dikalikan dengan 10 sepuluh persen. 2. Penyerahan Jasa = 10 X jumlah pada Diisi dengan jumlah Pajak Keluaran untuk jasa yang merupakan hasil dari jumlah penyerahan jasa pada butir dikalikan dengan 10 sepuluh persen. 3. Jumlah + Diisi dengan jumlah Pajak Keluaran dari butir + B. PPN disetor dimuka dalam Masa Pajak yang sama Diisi dengan Pajak Keluaran yang telah disetor di muka dalam Masa Pajak yang sama, misalnya pembayaran PPN yang lebih besar dari yang seharusnya pada Masa Pajak bersangkutan, yang pembayarannya telah dilakukan sebelum melaporkan SPT Masa PPN. C. Pajak Masukan yang dapat dikreditkan - Penyerahan Barang = ............ X jumlah pada Diisi dengan jumlah Pajak Masukan yang dapat dikreditkan untuk penyerahan barang yang merupakan hasil dari jumlah Pajak Keluaran pada butir dikalikan dengan persentase tertentu sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor dan serta perubahannya. Persentase ini diisi dengan ketentuan sebagai berikut a. Bagi PKP yang menggunakan pedoman penghitungan pengkreditan Pajak Masukan berdasarkan peredaran usaha diisi dengan 70. b. Bagi PKP yang menggunakan pedoman penghitungan pengkreditan Pajak Masukan berdasarkan kegiatan usaha diisi sebagai berikut - untuk penyerahan kendaraan bermotor bekas secara eceran diisi dengan 90; - untuk penyerahan emas perhiasan secara eceran diisi dengan 80. - Penyerahan Jasa = ............ X jumlah pada Diisi dengan jumlah Pajak Masukan yang dapat dikreditkan untuk penyerahan jasa yang merupakan hasil dari jumlah Pajak Keluaran pada butir dikalikan dengan persentase tertentu sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor dan perubahannya. Bagi PKP yang menggunakan pedoman penghitungan pengkreditan Pajak Masukan berdasarkan peredaran usaha, persentase ini diisi dengan 60. - Jumlah + Diisi dengan jumlah Pajak Masukan yang dapat dikreditkan dari butir + D. Pajak Masukan lainnya - Kompensasi kelebihan PPN Masa Pajak sebelumnya Diisi dengan besarnya kelebihan PPN dari SPT Masa PPN Masa Pajak sebelumnya yang diminta untuk dikompensasikan ke Masa Pajak ini. Angka ini diambil dari SPT Masa PPN Masa Pajak sebelumnya yaitu dari Formulir 1111 DM butir dalam hal PKP mengisi butir kolom Dikompensasikan ke Masa Pajak berikutnya. Untuk Masa Pajak Januari 2011, kelebihan PPN dari Masa Pajak sebelumnya yang diminta untuk dikompensasikan diambil dari SPT Masa PPN Masa Pajak sebelumnya yaitu dari Formulir 1107 atau 1108 butir dalam hal PKP mengisi kolom Dikompensasikan ke Masa Pajak berikutnya. Nomor PER- 45PJ2010 Tanggal 6 Oktober 2010 9 Kelebihan pembayaran PPN pada Masa Pajak akhir Tahun Buku yang tidak dimintakan pengembalian restitusi dapat dikompensasikan ke Masa Pajak berikutnya. - Kompensasi kelebihan PPN karena pembetulan SPT PPN Masa Pajak ____ - ______ Dalam hal terjadi pembetulan SPT Masa PPN yang mengakibatkan terjadinya kelebihan pembayaran PPN, PKP dimungkinkan untuk melakukan kompensasi kelebihan bayar PPN tersebut tidak selalu ke Masa Pajak berikutnya yang berurutan, namun dapat dikompensasikan ke Masa Pajak saat dilakukannya pembetulan SPT Masa PPN. Untuk kasus tersebut, baris ini diisi dengan besarnya kelebihan PPN dari SPT Masa PPN Masa Pajak yang dibetulkan yang diminta untuk dikompensasikan ke Masa Pajak ini. Angka ini diambil dari SPT Masa PPN Pembetulan yaitu dari Formulir 1111 DM butir dalam hal PKP mengisi butir kolom Dikompensasikan ke Masa Pajak ___ - _____. - Jumlah + Diisi dengan jumlah Pajak Masukan lainnya dari butir + E. PPN kurang atau lebih bayar - - - MenurutSoemarso S.R (2003:270) : "Pajak Masukan adalah PPN yang dibayar pada waktu pembelian atau impor barang kena pajak serta penerimaan jasa kena pajak yang dapat dikreditkan untuk masa pajak yang sama. Dalam hal tertentu, pajak masukan tidak dapat di kreditkan.
Pernah gak, karena salah hitung, setoran PPN Masa ke Kantor Pajak kelebihan lebih banyak dari yang seharusnya? Gw pernah! Solusinya? Lanjutin bacanya ya.. Latar Belakang.. Bulan Februari 2018 ini, gw harus setor PPN Masa ke kantor Pajak dari hasil transaksi penjualan. Semestinya, sebelum melakukan pembayaran, hitung semua komponen pajak dengan teliti. Pertama, berapa PPN Keluaran PPN yang kita pungut dari Customer karena membeli produk kita? Kedua, berapa PPN Masukan PPN yang kita bayarkan ke pemasok saat kita Belanja bahan material. Kemudian, lakukan pengurangan PPN Keluaran – PPN Masukan. Dan, itulah PPN Masa yang harus disetor. Nah, disinilah letak kesalahan gw. Kurang teliti! Gw lupa masih ada PPN Masukan yang belum dijadikan pengurang! Alhasil, gw setor PPN Masa dengan jumlah yang lebih besar dari yang seharusnya! **Sering ketukar antara istilah PPN Keluaran dan PPN Masukan. Karena seolah jadi terbalik. Kita menerima uang pungutan PPN tapi namanya malah Keluaran. Giliran kita membayar PPN, eh malah dibilang Masukan. Kalo masih sering lupa antara dua istilah ini, berarti selama ini, masih berfikir bahwa uang pungutan PPN adalah bagian dari Pendapatan tuh hehehe.. Inget nih, hasil pungutan PPN itu cuma titipan. Itu duitnya Negara yang dititipin lewat kita, makanya harus dikeluarkan, dan disebutlah PPN Keluaran. Panik! Nilainya emang gak besar, tapi ayolah.. Gak mungkin kan kita ikhlaskan begitu aja uang hasil jerih payah dan cucuran keringat kita kan? Halah! Tapi poinnya, kalo memang bisa kita ambil lagi, kenapa gak dicoba? Tapi.. Sudah jadi rahasia umum, memasukkan uang ke Kantor Pajak itu gampang, tapi mengambil kembalian itu.. Sesuatu banget lah pokoknya hahaha.. Langkah Pertama.. Yang pertama selalu gw lakuin adalah googling! Barangkali ada orang lain yang bernasib sama dan berbaik hati berbagi pengalaman. Sayangnya, hampir gak ada.. Kalaupun ada, masih membingungkan. Langkah Kedua.. Tanya ke kantor ke Pajak! Dulu pernah pake Chat Online untuk bertanya, tapi sayangnya menghilang ketika dibutuhkan. Bisa juga lewat Kring Pajak 1500200 tapi sekali lagi sayangnya, sibuuuuk terus. Solusi terakhir, lewat email informasi Butuh waktu 2 hari hingga akhirnya dapat jawaban. Dan sebenarnya, jawaban cukup lengkap bahkan sampe dasar hukumnya haa.. Tapi sayang, kurang teknis. Sehingga masih bingung saat input di e-Faktur. Solusi! Berbekal informasi dari email jawaban, maka ini lah yang gw lakuin 1. Laporkan PPN Masa normal. Anggap saja, PPN Keluaran gw di tahun 2018 bulan 2 adalah dan PPN Masukan Gw lupa menghitung PPN Masukan, sehingga gw pun setor PPN Masa 2-2018 sebesar Maka, menggunakan e-Faktur, laporan PPN Masa 2-2018 Normal pada bagian; II PENGHITUNGAN PPN KURANG BAYAR/LEBIH BAYAR, adalah sebagai berikut A. Pajak Keluaran yang harus dipungut sendiri B. PPN disetor dimuka dalam Masa Pajak yang sama 0,- C. Pajak Masukan yang dapat diperhitungkan D. PPN Kurang atau lebih bayar dan … G. PPN Kurang bayar dilunasi tanggal 30/03/2018 NTPN C48XXXXXXXXXXX. **Harusnya, gw setor seperti tertulis di laporan PPN Masa Normal di atas tapi gw malah setor Tapi namanya juga manusia penuh dengan kesalahan hiks.. Mungkin ada yang bertanya-tanya, kenapa tidak tulis aja di bagian huruf B. PPN disetor dimuka dalam masa pajak yang sama sebesar Percayalah, gw udah coba lakuin tapi nanti, kita gak bisa contreng di huruf H. PPN Lebih bayar pada _ diminta untuk _ Dikompensasikan ke Masa Pajak berikutnya. Jadi, mau gak mau, kita harus melakukan 2 langkah ini. Kalo sudah selesai, buat file CSV-nya kemudian laporkan dengan e-filling. Atau bisa kirim ke KPP kalo belum punya e-filling. Tapi.. Hari gini belum punya e-filling? Helooo? Hahaha becanda.. 2. Buat Laporan PPN Masa Perbaikan. Kalo sudah dikirimkan baik pake e-filling maupun ke KPP, baru deh dilakukan langkah kedua yaitu bikin Laporan PPN Masa Perbaikan! Menggunakan e-faktur, langkahnya mirip tapi bedanya, kalo sebelumnya angka perbaikan “0” kali ini isi dengan angka “1”. Hasilnya akan ada 2 laporan PPN Masa Februari 2018. Selanjutnya, di Laporan PPN Masa 2-2018 Perbaikan 1, pada bagian; II PENGHITUNGAN PPN KURANG BAYAR/LEBIH BAYAR, diisi dengan A. Pajak Keluaran yang harus dipungut sendiri B. PPN disetor dimuka dalam Masa Pajak yang sama C. Pajak Masukan yang dapat diperhitungkan D. PPN Kurang atau lebih bayar E. PPN Kurang atau lebih bayar pada SPT yang dibetulkan F. PPN Kurang atau lebih bayar karena pembetulan G. PPN Kurang bayar dilunasi tanggal _/_/___ NTPN. Dan.. H. PPN lebih bayar pada _ diminta untuk _X_ dikompensasikan ke Masa Pajak Berikutnya. Nah.. Setelah pembetulan, barulah bagian huruf H bisa kita contreng. Jadi, nantinya, kelebihan setoran bisa kita kompensasikan di PPN Masa bulan Maret 2018. Selanjutnya buat CSV, print Format-nya, tanda Tangan, cap dan kirim ke KPP Pratama. Ingat! Laporan Pembetulan harus dikirim ke KPP, gak bisa pake e-filling! **Bagian huruf G, PPN Kurang bayr dilunasi tanggal …, kita emang gak bisa isi lagi.. Sempat Error! Oya, gw sempat mendapatkan error pas mau bikin Laporan Pembetulan. Errornya “Nomor NTPN sudah digunakan”. Gw harus ke KPP buat nanyain masalah ini, dan ketemu bagian IT-nya bahkan. Tapi ternyata solusinya sederhana aja. Klik Yes. Coba lagi, klik No. Coba lagi klik Yes. Eh ternyata bisa hahaha.. Bahkan orang IT-nya pun gak tau kenapanya hahaha.. Well, yang penting kini jadi lega.. Duit gak menghilang.. So.. Semoga bermanfaat buat yang mengalami masalah yang sama.. See yaa..
B PPN disetor dimuka dalam Masa Pajak yang sama Diisi dengan Pajak Keluaran yang telah disetor di muka dalam Masa Pajak yang sama, misalnya pembayaran PPN yang lebih besar dari yang seharusnya pada Masa Pajak bersangkutan, yang pembayarannya telah dilakukan sebelum melaporkan SPT Masa PPN. C. Pajak Masukan yang dapat dikreditkan .